16) Hari Duapuluhtujuh Ramadhan
Seorang ayah berdiri di pintu menjelang malam
dalam penantian
tatapannya lurus ke depan
bertanya setiap saat, siapa dia?
sesekali cemas,
sesekali tersenyum,
tak juga kunjung pula sekarang
mungkin esok
mungkin lusa
pikirnya seharusnya sudah berkumpul
berbagi bahagia bersama keluarga
dia akan berdiri lagi esok atau lusa
nantikan anak tercintanya tiba
rayakan bersama saat Lebaran
Tinggalkan komentar