Dari tausyiah sebuah khotbah, kusampaikan lagi kepada umat:
Bermegah-megah kapal berlayar arungi samudra sang Pencipta
Ombak dan karang terus diterjang
Nakhoda dan awak semakin mantap
Hingga lupa,
Rohani kapal tak ditempa dan tak banyak belajar tentang norma
Terlalu angkuh,
Di depan ada badai segera datang dan merobek layar kapal
Perut kapal pun tak berdaya
Tapi nakhoda tetap berkata “Badai pasti berlalu”
Awak kapal bingung dan tak tahu arah
Badan kapal kini sengsara, menangis memikirkan dosa
Akankah segera hancur?
Wahai seluruh umat
Ada suatu sebab yang kusampaikan:
Mohon maaf, pendidikan kita tak berhasil dan kita tak terdidik.
Panumbangan, Mei 2008
Atep T. Hadiwa
Badai menerjang hanya sesaat, dan dia akan berlalu seketika, namun akibatnya tidak akan sesaat dan tidak akan mudah berlalu. 😀
By: awan sundiawan on Agustus 31, 2008
at 11:55 am
Yah… sementawis kitu-lah kang Awan! Setuju, memang si ‘akibat’ itu yang selalu disesali.
By: atepjs on Agustus 31, 2008
at 3:08 pm
termakasih infonya, sangat bermanfaat , Abdukrahman
By: John on Agustus 15, 2015
at 2:07 am