“Marhaban ya Ramadhan”. Kalimat itu menggema di belahan dunia ini menandai datangnya bulan suci, bulan penuh berkah dan maghfiroh yang senantiasa ditunggu-tunggu umat muslim. Jika kita merenung, mengapa makna dari kata Ramadhan begitu besar dan mendalam seakan menjadi titik tumpu setiap umat atas sejuta harapan untuk kehidupan yang lebih baik pasca Ramadhan. Tidak heran, jika muara Ramadhan yang ditandai dengan “Idul Fitri” dijadikan sebagai hari kemenangan setiap umat yang menunaikannya.
Sawali Tuhusetya , berpendapat bahwa Ramadhan adalah “Sebuah momentum yang amat ditunggu-tunggu umat muslim di berbagai belahan dunia. Kehadiran bulan suci diharapkan akan memberikan ”pencerahan” baru setelah (hampir) setahun lamanya kita bersikutat dengan persoalan-persoalan duniawi yang tak jarang membuat kita abai terhadap nilai-nilai spiritual”.
Sangat tepat jika Ramadhan kita katakan sebagai jembatan untuk kembali meraih dan membangun nilai-nilai spiritual dalam diri umat. Kurun waktu dua belas bulan, bukanlah waktu yang sebentar. Dalam kurun itu, kita tidak sadar telah menumpukkan berbagai bentuk pengingkaran, baik terhadap sang Kholik maupun terhadap diri sendiri, serta terhadap sesama umat. Alhasil khilaf, salah, dan dosalah yang bersarang dalam diri yang bernobat sebagai mahluk paling sempurna dengan kelengkapan akal dan pikiran. Oleh karenya, sepakat sekali jika Ramadhan yang penuh dengan kesucian kita maknai sebagai bulan “pencerahan” bagi umat muslim di berbagai belahan dunia.
Begitu mendalamnya makna Ramadhan, kita saksikan ternyata tanpa komando pun keagungan Ramadhan akan terasa di setiap penjuru. Berbagai aktivitas kehidupan pada bulan tersebut berbeda sekali dengan bulan-bulan di luar Ramadhan. Setiap orang sepakat untuk menghormati kehadiran bulan tersebut. Seharusnya kita berpikir, bahwa begitu banyak nilai dan norma yang akan terbentuk ulang dalam diri setiap umat dan kembali menjadi cerah sebagai pancaran harapan untuk kehidupan lebih baik. Itulah hikmah Ramadhan. Pikiran sederhana saya tentang hikmah Ramadhan, menyiratkan bahwa ada beberapa sudut kehidupan dalam wilayah tingkah laku ketika bersosialisasi dengan sesama di tengah-tengah kehidupan.
Pertama, sabar. Kata ‘sabar’ mudah sekali diucapkan, namun sangat sulit untuk dilaksanakan. Melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan sangat melatih kesabaran kita. Sedikit saja ilustrasi, kita sabar tidak makan dan minum sepanjang hari sebelum waktunya tiba. Ketika sore hari menjelang waktunya berbuka puasa, tanpa kesabaran tidak mungkin kita dapat bertahan. Sekalipun hanya tinggal hitungan menit kita tetap menunggunya dengan sabar, tidak berani menghampiri dan menyentuh sajian makanan dan minuman sebelum waktunya tiba.
Kedua, jujur. ‘Jujur’ pun demikian, sulit sekali untuk dilaksanakan. Manusiawi memang, jujur adalah salah satu sifat yang bertolak belakang dengan keinginan manusia pada umumnya. Bulan suci Ramadhan akan mengelola sifat ‘jujur’ itu. Ada satu kalimat atau ungkapan yang sering kita sebut ketika masuk bulan suci Ramadhan yaitu ‘tidak boleh berbohong’. Ungkapan itu menandakan bahwa ‘kejujuran’ sangat diperjuangkan di bulan yang suci itu, sehingga selama Ramadhan segenap umat akan berlatih untuk bersikap ‘jujur’.
Ketiga, disiplin. Ilustrasi yang melukiskan bahwa ‘kedisiplinan’ sangat dilatih di bulan suci Ramadhan, tidak diragukan lagi. Sebagai contoh saja, misalnya tahapan kegiatan dalam satu hari satu malam sepanjang bulan tersebut sangatlah teratur. Ketika dini hari, kita sudah harus bangun dalam jam tertentu untuk melaksanakan sahur, boleh makan dan minum sampai tiba waktu imsak. Mulai waktu imsak, sepanjang hari kita tidak berani makan dan minum sebelum waktu buka puasa tiba. Selepas sholat magrib, bersama-sama melaksanakan sholat tarawih berjamaah dan tidak jarang diikuti dengan kegiatan ibadah lainnya ketika malam hari. Runtutan kegiatan itu terus berulang sepanjang bulan Ramadhan, disiplin sekali.
Keempat, kebersamaan. Manusia sebagai mahluk sosial harus mengedepankan kebersamaan. Di bulan suci Ramadhan, sikap kebersamaan sangat terlihat dengan jelas. Ini membuktikan bahwa bulan Ramadhan pun akan melatih kebersamaan dalam kehidupan. Banyak sekali kegiatan yang dilakukan bersama-sama, misalnya mulai dari kehidupan keluarga ; kita melaksanakan makan sahur bersama keluarga dan tidak ada yang berani menolaknya. Sholat tarawih berjamaah menyemarakkan kegiatan di setiap mushola dan masjid. Saling membantu dan menolong tercermin ketika melaksanakan zakat fitrah. Muara kebersamaan itu, terkesan pada akhir Ramadhan ketika setiap umat merasa bersalah dan mengakui kesalahan kepada siapa saja. Pada saat itu, bertebaranlah untaian maaf yang tulus keluar dari kalbu setiap umat yang sungguh menakjubkan.
Empat sikap sosial tersebut yaitu kesabaran, kejujuran, kedisiplinan, dan kebersamaan merupakan sebagian saja dari berbagai aspek tingkah laku yang berkaitan dengan nilai dan norma kehidupan yang harus menjadi dasar bagi kita ketika hadir dalam kehidupan sosial. Kualitas tingkah laku sedikit demi sedikit akan mengalami perubahan dengan memandang bahwa bulan suci Ramadahan telah memberikan hikmah yang besar. Mengutip pendapat pak Sawali, “Semoga Ramadhan tahun ini benar-benar menjadi “kawah candradimuka” yang mampu membakar dan membrangus kerak-kerak dosa yang bersarang dalam batin dan jiwa. Sekaligus, juga mampu menghadirkan sebuah pencerahan dan membawa banyak hikmah sehingga kita mampu menemukan saripati nilai kesalehan personal dan sosial dalam kehidupan kita yang lebih hakiki.
Di awal bulan yang penuh berkah ini, mari kita jadikan Ramadhan yang suci sebagai momentum untuk bangkit dari ketidakberdayaan dan ketidakmampuan seraya memohon ampunan, bimbingan, dan petunjukNya. Selamat menunaikan ibadah pusasa, mohon maaf lahir dan batin. (atep t hadiwa, agustus 2008)
kang, saya minta ijin copy, ya…untuk bahan kultum…..:-))
By: cepi on September 5, 2008
at 4:04 am
Jika bermanfaat silakan kang cepi, hatur nuhun atas kunjungannya. Salam kenal ya, semoga kang cepi dan keluarga menikmati ramadhan ini dengan bahagia, sukses ‘kultum’ nya ya!
By: atep t hadiwa js on September 5, 2008
at 9:33 am
▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
SITUS YANG KEREN PALING SEKALI
SITUS YANG KEREN PALING SEKALI
SITUS YANG KEREN PALING SEKALI
SITUS YANG KEREN PALING SEKALI
MARI SIMPAN GAMBAR KAMU DI DALAM “GAMBAR JAMBAN”
MARI SIMPAN GAMBAR KAMU DI DALAM “GAMBAR JAMBAN”
MARI SIMPAN GAMBAR KAMU DI DALAM “GAMBAR JAMBAN”
MARI SIMPAN GAMBAR KAMU DI DALAM “GAMBAR JAMBAN”
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA= http://gambarjamban.notlong.com/
SITUS YANG KEREN PALING SEKALI
SITUS YANG KEREN PALING SEKALI
SITUS YANG KEREN PALING SEKALI
SITUS YANG KEREN PALING SEKALI
BARU MAKNYUSS!!
▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
By: wongthai on September 7, 2008
at 2:21 pm
salam kenal pak
selamat menikmati berkah-berkah ramadhan 🙂
By: arifrahmanlubis on September 12, 2008
at 1:14 am
ass. wr. wb.
pak, saya izin kopi tulisan ni untuk bahan buletin rohis kantor saya ya. semoga bermanfaat untuk umat muslim yang lain.
terima kasih,
wassalam
By: andri on Agustus 20, 2009
at 2:32 am
ass.wr.wb
akang, mohon izin tuk mengkopi tulisan ini dan memperbanyak sebagai bahan bacaan tuk keluarga saya, terimakasih wassalam.
By: cekwat on Agustus 20, 2009
at 4:27 am
wahwah mantab sekali kalau begitu…kita semua harus belajar MEMAKNAI berpuasa…
By: wiyono on Agustus 22, 2009
at 2:57 pm
assalamu’alaikum wr.wb
Pak, mohon izinnya tuk di kopi ke dalam note ku di FB. Sebagai bahan bacaan buat teman teman FB…
terima kasih..
wassalam..
By: Dedy on Agustus 23, 2009
at 3:19 pm
Asslkm.. Artikel agama yg keren skali.. Trtata dlm pnyampaian n luar biasa bs mmbuat qt lbh sjuk ht qt ktka mmbcanya.. Slm knal.. Suxes brkarya..!
By: Zee on Agustus 23, 2009
at 5:43 pm
kang minta izin dicopy untuk bahan kajian ramadhan
By: ksukpa on Agustus 27, 2009
at 2:45 pm
izin copas boz…
copy-paste-dunk.blogspot.com
By: mr copas on Agustus 30, 2009
at 8:02 am
Boleh dicopy nggak, gimana caranya?
By: Arman on September 4, 2009
at 1:33 am
Jazakallah Khoiron….
By: cahaya on September 5, 2009
at 4:43 pm
Ass. Wr. Wb. Izin copy bwt bhn mkalah pcr LUN.
By: rahmat on Oktober 14, 2009
at 3:54 pm
assalamu’alaikum wr.wb
Pak, mohon izinnya untuk di kopi ke dalam note ku di FB. Sebagai bahan bacaan buat teman teman FB…
semoga bermanfaat untuk umat muslim yang lain.
amien
terimakasih
wasalam
By: Fitri sabtuti on Juli 26, 2010
at 8:50 am
wah….Luar Biasa
hikmah Ramadhan ya….
By: Rismawati Nopiani on Agustus 8, 2010
at 11:13 am
Yez sir mantep bnget pncerahan tntang ramadhan,
By: Reza on Agustus 11, 2010
at 1:32 am
[…] Di awal bulan yang penuh berkah ini, mari kita jadikan Ramadhan yang suci sebagai momentum untuk bangkit dari ketidakberdayaan dan ketidakmampuan seraya memohon ampunan, bimbingan, dan petunjukNya. Selamat menunaikan ibadah pusasa, mohon maaf lahir dan batin. (atep t hadiwa, agustus 2008) (Dikutip dari https://atepjs.wordpress.com/2008/08/30/hikmah-ramadhan/) […]
By: HIKMAH RAMADHAN « HIMMAH LABUHANBATU on Agustus 16, 2010
at 6:16 pm
artikelnya bagus pa..
izin copy ya wat referensi makalah…
Syukron Jazilan ^_^
By: Desty on Agustus 16, 2010
at 10:28 pm
om .. izin copy ya buat tugas sekolah .. hehe
makasih .. ^_^
By: affryta on September 15, 2010
at 2:29 pm
sungguh maha besar Allah yang telah mewajibkakn puasa pada ahaambanya agar derajat manusia menjadi mulia
By: Abdul Kholiq on Agustus 6, 2011
at 7:25 am
numpang coppy ya mass
buat THR we…
By: Rettop on September 7, 2011
at 5:12 am
hatur nuhun ..:)
By: Edwin Rizki S Putra (@awiin_rizki) on September 7, 2011
at 11:43 am